Terkadang jiwa dan raga ini tidak satu
suara
Apa yang raga lakukan tidak sesuai
dengan jiwa
Terkadang hidup adalah sebuah keterpaksaan
untuk menghadapi dunia
Lalu, bagaimana dengan diri kita?
Diri kita cenderung untuk mengikuti apa
yang dikehendaki dunia
Yang penuh teka-teki serta logika
Memaksa diri untuk tetap berusaha
Sehingga, lupa akan apa yang sebenarnya
diinginkan oleh jiwa raga
Sudahkah memulai diri yang terbiasa menyapa jiwa
raga?
Sudahkah benar-benar bertanya?
Bertanya kabar jiwa dan kabarnya raga
Apakah betul baik - baik saja?
Ataukah perlu perubahan suasana?
Terkadang hidup bukan hanya tentang apa
yang ada di dunia
Di dunia tipu-tipu kata Yura Yunita
Di dunia yang belum ada kepastian padanya
Berbagai macam warna ada didalamnya
Warna yang bukan hanya hitam dan putih,
tapi juga spektrum yang ada diantaranya
Namun, jiwa dan raga dipaksa untuk
menggunakan warna yang senada dengan dunia
Lalu, sudahkah kita benar-benar bertanya
Warna apa yang diinginkannya?
Sudahkah kita benar-benar mengetahui,
Apa yang jiwa dan raga inginkan?
Apa yang
dinginkannya di dunia
Ketika surya mulai menampakkan cahayanya
Melalui cahaya terang dari kaca jendela,
Memulai hari dengan membuka mata,
Semangat pagi dunia!
itulah mantra yang biasa menyapa
Selamat pagi jiwa raga,
Selamat telah hidup kembali dipagi cerah
ceria
dengan penuh do’a
Syukurpun terucap dengan segera
Untuk semua yang telah tercipta sempurna
Kini siap menghadapi dunia
Ketika jiwa raga sudah mulai berima
Dunia ini hanya sementara
Sehingga kita harus tetap berkarya
Berkarya melalui yang ada di dunia
Sehingga kita harus tetap berusaha,
untuk mencapai kepastian didunia
Walaupun didunia tidak ada sesuatu yang
pasti seirama karena,
yang sama belum tentu sama,
yang beda tidak pasti beda
Sehingga berusaha tetap menjadi yang utama
Berusaha untuk mencapai apa yang belum ada
Namun, terkadang apa yang sudah ada masih
juga diusahakan.
Inilah isi dunia
Maaf tidak akan membuat cukup lega
Maaf tidak akan mewakili semua usaha
Maaf tetap terucap untukmu wahai jiwa dan
raga
Maaf telah membuatmu terus berusaha
Maaf telah membuatmu terus berjuang
Maaf telah memaksamu untuk menghadapi dunia
Maaf telah memaksamu untuk terus mencipta
Maaf telah mengabaikan apa yang sudah
dirasa
Maaf telah memaksa untuk karsa
Maaf untuk pembebasan jiwa raga
Terima kasih telah berjuang
Terima kasih untuk tetap berusaha
Terima kasih telah kuat menghadapi dunia
Terima kasih berkenan untuk dipaksa
Terima kasih jiwa
Terima kasih raga
Dunia ini... dunia kita
Kita hadapi bersama
Dalam suka dan duka
Walapun terpaksa
Tapi tetap berusaha melaluinya dengan.
jiwa kuat,
raga hebat,
Dan berusaha tetap kuat dan hebat
Lalu mengapa harus dipaksa?
Karena... bergerak kadang hanya bisa kalo bisa
dipaksa
Dipaksa menuju kebaikan tentunya
Siapa yang menentukkannya?
Jiwa dan raga yang paling bisa
Jiwa dan raga itu biasa
Bisa mengetahui apa yang diperlukannya
Bisa mengetahui apa yang dirasakannya
Bisa mengetahui apa yang diinginkannya
Bisa mengetahui apa yang paling nyaman
untuknya
Tapi terkadang diri masih belum bisa
membaca makna,
Akan apa yang telah disampaikan oleh
jiwa raga
Sehingga perlu didengar dan dirasa
Apa yang terjadi pada jiwa dan raga
Diri haruslah lebih peka
Peka terhadap jiwa dan raga
Penulis: Aryani Pamukti
Editor: Naurah Assyifa Rilfi
Tidak ada komentar