Pembebasan Jiwa Raga

 


Audrey Badin from pexels.com

Terkadang jiwa dan raga ini tidak satu suara

Apa yang raga lakukan tidak sesuai dengan jiwa

Terkadang hidup adalah sebuah keterpaksaan untuk menghadapi dunia

Lalu, bagaimana dengan diri kita?

Diri kita cenderung untuk mengikuti apa yang dikehendaki dunia

Yang penuh teka-teki serta logika

Memaksa diri untuk tetap berusaha

Sehingga, lupa akan apa yang sebenarnya diinginkan oleh jiwa raga


Sudahkah memulai diri yang terbiasa menyapa jiwa raga?

Sudahkah benar-benar bertanya?

Bertanya kabar jiwa dan kabarnya raga

Apakah betul baik - baik saja?

Ataukah perlu perubahan suasana?

 

Terkadang hidup bukan hanya tentang apa yang ada di dunia

Di dunia tipu-tipu kata Yura Yunita

Di dunia yang belum ada kepastian padanya

Berbagai macam warna ada didalamnya

Warna yang bukan hanya hitam dan putih,

tapi juga spektrum yang ada diantaranya

Namun, jiwa dan raga dipaksa untuk menggunakan warna yang senada dengan dunia

Lalu, sudahkah kita benar-benar bertanya

Warna apa yang diinginkannya?

 

Sudahkah kita benar-benar mengetahui,

Apa yang jiwa dan raga inginkan?

Apa yang dinginkannya di dunia

 

Ketika surya mulai menampakkan cahayanya

Melalui cahaya terang dari kaca jendela,

Memulai hari dengan membuka mata,

Semangat pagi dunia!

itulah mantra yang biasa menyapa

Selamat pagi jiwa raga,

Selamat telah hidup kembali dipagi cerah ceria

dengan penuh do’a

Syukurpun terucap dengan segera

Untuk semua yang telah tercipta sempurna

Kini siap menghadapi dunia

Ketika jiwa raga sudah mulai berima

 

Dunia ini hanya sementara

Sehingga kita harus tetap berkarya

Berkarya melalui yang ada di dunia

Sehingga kita harus tetap berusaha,

untuk mencapai kepastian didunia

Walaupun didunia tidak ada sesuatu yang pasti seirama karena,

yang sama belum tentu sama,

yang beda tidak pasti beda

Sehingga berusaha tetap menjadi yang utama

Berusaha untuk mencapai apa yang belum ada

Namun, terkadang apa yang sudah ada masih juga diusahakan.

Inilah isi dunia

 

Maaf tidak akan membuat cukup lega

Maaf tidak akan mewakili semua usaha

Maaf tetap terucap untukmu wahai jiwa dan raga

Maaf telah membuatmu terus berusaha

Maaf telah membuatmu terus berjuang

Maaf telah memaksamu untuk menghadapi dunia

Maaf telah memaksamu untuk terus mencipta

Maaf telah mengabaikan apa yang sudah dirasa

Maaf telah memaksa untuk karsa

Maaf untuk pembebasan jiwa raga

 

Terima kasih telah berjuang

Terima kasih untuk tetap berusaha

Terima kasih telah kuat menghadapi dunia

Terima kasih berkenan untuk dipaksa

Terima kasih jiwa

Terima kasih raga

 

Dunia ini... dunia kita

Kita hadapi bersama

Dalam suka dan duka

Walapun terpaksa

Tapi tetap berusaha melaluinya dengan.

jiwa kuat,

raga hebat,

Dan berusaha tetap kuat dan hebat

 

Lalu mengapa harus dipaksa?

Karena... bergerak kadang hanya bisa kalo bisa dipaksa

Dipaksa menuju kebaikan tentunya

Siapa yang menentukkannya?

Jiwa dan raga yang  paling bisa

Jiwa dan raga itu biasa

 

Bisa mengetahui apa yang diperlukannya

Bisa mengetahui apa yang dirasakannya

Bisa mengetahui apa yang diinginkannya

Bisa mengetahui apa yang paling nyaman untuknya

 

Tapi terkadang diri masih belum bisa membaca makna,

Akan apa yang telah disampaikan oleh jiwa raga

Sehingga perlu didengar dan dirasa

Apa yang terjadi pada jiwa dan raga

Diri haruslah lebih peka

Peka terhadap jiwa dan raga


Penulis: Aryani Pamukti

Editor: Naurah Assyifa Rilfi

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.